Daftar Blog Saya

Jumat, 23 Desember 2011

Talmud Kitab Suci Yahudi, Berisikan Ayat-Ayat Setan

 

 

Talmud merupakan kitab suci kelompok Zionis-Yahudi di seluruh dunia. Seluruh tindak-tanduk Zionis-Israel mengacu pada ayat-ayat Talmudisme. Bahkan Texe Marrs, investigator independen Amerika yang telah menelusuri garis darah Dinasti Bush selama enam tahun, menemukan bukti bahwa keluarga besar Bush, termasuk mantan Presiden AS George Walker Bush, merupakan sebuah keluarga yang sangat rajin mendaras dan mempelajari Talmud. "Dinasti Bush adalah dinasti Yahudi dan mereka menjadikan Talmud sebagai kitab sucinya. Adalah salah besar menyangka mereka sebagai keluarga Kristiani. Mereka menunggangi kekristenan untuk menipu warga Kristen dunia. Padahal, mereka merupakan keluarga Talmudis yang taat, " demikian Texe Marrs.

Pendahuluan
Kitab Talmud adalah kitab suci yang terpenting bagi kaum Yahudi, bahkan lebih penting daripada Kitab Taurat. Kitab Talmud bukan saja menjadi sumber dalam penetapan hukum agama, tetapi juga menjadi ideologi dan prinsip-prinsip, serta arahan bagi penyusunan kebijakan negara dan pemerintah Yahudi Israel, dan menjadi pandangan hidup orang Yahudi pada umumnya. Itu pula sebabnya mengapa negara Yahudi Israel disebut sebagai negara yang rasis, chauvinistik, theokratik, konservatif, dan sangat dogmatik. Untuk dapat memahami sepak-terjang negara Israel yang tampak arogan, keras-kepala, tidak kenaI kompromi, orang perlu memahami isi ajaran Kitab Talmud, yang diyakini oleh orang Yahudi sebagai kitab suci yang terpenting di antara kitab-kitab suci mereka.
Keimanan orang Yahudi terhadap Kitab Talmud mengatasi bahkan Kitab Perjanjian Lama, yang juga dikenal dengan nama Taurat. Bukti tentang hal ini dapat ditemukan dalam Talmud 'Erubin' 2b (edisi Soncino) yang mengingatkan kepada kaum Yahudi, "Wahai anakku, hendaklah engkau lebih mengutamakan fatwa dari para Ahli Kitab (Talmud) daripada ayat-ayat Taurat".
Para pendeta Talmud mengklaim sebagian dari isi Kitab Talmud merupakan himpunan dari ajaran yang disampaikan oleh Nabi Musa a.s. secara lisan. Sampai dengan kedatangan Nabi Isa a.s. Kitab Talmud belum dihimpun secara tertulis seperti bentuknya yang sekarang. Nabi Isa a.s. mengutuk tradisi 'mishnah' (Talmud awal) termasuk mereka yang mengajarkannya (para pendeta Yahudi dan kaum Farisi), karena isi Kitab Talmud seluruhnya menyimpang, bahkan bertentangan dengan Kitab Taurat. Kaum Kristen, karena ketidak-pahamannya, hingga dewasa ini menyangka Perjanjian Lama merupakan kitab tertinggi bagi agama Yahudi. Sangkaan itu keliru.

Para pendeta Parisi mengajarkan, doktrin dan fatwa yang berasal dari para rabbi (pendeta), lebih tinggi kedudukannya daripada wahyu yang datang dari Tuhan. Talmud mengemukakan hukum-hukumnya berada di atas Taurat, dan bahkan tidak mendukung isi Taurat. Seorang peneliti Yahudi, Hyam Maccoby, dalam bukunya 'Judaism on Trial' mengutip pemyataan Rabbi Yehiel ben Joseph, bahwa "Tanpa Talmud kita tidak akan mampu memahami ayat-ayat Taurat ... Tuhan telah melimpahkan wewenang ini kepada mereka yang arif, karena tradisi merupakan suatu kebutuhan yang sama seperti kitab-kitab wahyu. Para arif itu membuat tafsiran mereka ... dan mereka yang tidak pernah mempelajari Talmud tidak akan mungkin mampu memahami Taurat."
Memang ada kelompok di kalangan kaum Yahudi yang menolak Talmud, dan tetap berpegang teguh kepada kitab Taurat saja (Perjanjian Lama yang sekarang) Mereka ini disebut golongan 'Karaiyah', kelompok yang sepanjang sejarahnya paling dibenci dan menjadi korban didzalimi oleh para pendeta Yahudi orthodoks.
Kepada tradisi 'mishnah' itu para pendeta Yahudi menambah sebuah kitab lagi yang mereka sebut 'Gemarah' (kitab "tafsir" para pendeta). Tradisi 'mishnah' (yang kemudian dibukukan) bersama dengan "Gemarah', disebut Talmud. Ada dua buah versi Kitab Talmud, yaitu 'Talmud Jerusalem' dan 'Talmud Babilonia'. 'Talmud Babilonia' dipandang sebagai kitab yang paling otoritatif1.
Beberapa kutipan yang diangkat dari Kitab Tamud dalam uraian berikut ini merupakan dokumen aseli yang tidak-terbantahkan, dengan harapan dapat memberikan pencerahan kepada segenap ummat manusia, termasuk kaum Yahudi, tentang kesesatan dan rasisme dari ajaran Talmud yang penuh dengan kebencian, yang menjadi kitab suci baik bagi kaum Yahudi Orthodoks maupun Hasidiyah di seluruh dunia.
Pelaksanaan ajaran Talmud tentang keunggulan kaum Yahudi yang dldasarkan pada ajaran kebencian itu telah menyebabkan penderitaan yang tak terperikan terhadap orang lain sepanjang sejarah ummat manusia sampai dengan saat ini, khususnya di tanah Palestina. Ajaran itu telah dijadikan dalih untuk membenarkan pembantaian secara massal penduduk sipil Arab-Palestina. Kitab Talmud menetapkan bahwa semua orang yang bukan-Yahudi disebut "goyyim", sama dengan binatang, derajat mereka di bawah derajat manusia. Ras Yahudi adalah "ummat pilihan", satu-satunya ras yang mengklaim diri sebagai keturunan langsung dari Nabi Adam a.s. Marilah kita periksa beberapa ajaran Talmud.
Talmud (Manuskrip Babylonia)
Beberapa Contoh Isi Ajaran Talmud
Erubin 2b, "Barangsiapa yang tidak taat kepada para rabbi mereka akan dihukum dengan cara dijerang di dalam kotoran manusia yang mendidih di neraka".
Moed Kattan 17a, "Bilamana seorang Yahudi tergoda untuk melakukan sesuatu kejahatan, maka hendaklah ia pergi ke suatu kota dimana ia tidak dikenal orang, dan lakukanlah kejahatan itu disana"
Menganiaya seorang Yahudi Sama Dengan Menghujat Tuhan
Sanhedrin 58b, "Jika seorang kafir menganiaya seorang Yahudi, maka orang kafir itu harus dibunuh".
Dibenarkan Menipu Orang yang Bukan-Yahudi
Sanhedrin 57a, "Seorang Yahudi tidak wajib membayar upah kepada orang kafir yang bekerja baginya".
Orang Yahudi Mempunyai Kedudukan Hukum yang Lebih Tinggi
Baba Kamma 37b, "Jika lembu seorang Yahudi melukai lembu kepunyaan orang Kanaan, tidak perlu ada ganti rugi; tetapi ,jika lembu orang Kanaan sampai melukai lembu kepunyaan orang Yahudi maka orang itu harus membayar ganti rugi sepenuh-penuhnya".
Orang Yahudi Boleh Mencuri Barang Milik Bukan-Yahudi
Baba Mezia 24a, "Jika seorang Yahudi menemukan barang hilang milik orang kafir, ia tidak wajib mengembalikan kepada pemiliknya". (Ayat ini ditegaskan kembali di dalam Baba Kamma 113b),
Sanhedrin 57a, "Tuhan tidak akan mengampuni seorang Yahudi 'yang mengawinkan anak-perempuannya kepada seorang tua, atau memungut menantu bagi anak-lakinya yang masih bayi, atau mengembalikan barang hilang milik orang Cuthea (kafir)' ...".
Orang Yahudi Boleh Merampok atau Membunuh Orang Non-Yahudi
Sanhedrin 57a, "Jika seorang Yahudi membunuh seorang Cuthea (kafir), tidak ada hukuman mati, Apa yang sudah dicuri oleh seorang Yahudi boleh dimilikinya".
Baba Kamma 37b, "Kaum kafir ada di luar perlindungan hukum, dan Tuhan membukakan uang mereka kepada Bani Israel".
Orang Yahudi Boleh Berdusta kepada Orang Non-Yahudi
Baba Kamma 113a, "Orang Yahudi diperbolehkan berdusta untuk menipu orang kafir".
Yang Bukan-Yahudi adalah Hewan di bawah Derajat Manusia
Yebamoth 98a, "Semua anak keturunan orang kafir tergolong sama dengan binatang".
Abodah Zarah 36b, "Anak-perempuan orang kafir sama dengan 'niddah' (najis) sejak lahir".
Abodah Zarah 22a - 22b, "Orang kafir lebih senang berhubungan seks dengan lembu".
Ajaran Gila di dalam Talmud
Gittin 69a, "Untuk menyembuhkan tubuh ambil debu yang berada di bawah bayang-bayang jamban, dicampur dengan madu lalu dimakan".
Shabbath 41a, "Hukum yang mengatur keperluan bagaimana kencing dengan cara yang suci telah ditentukan".
Yebamoth 63a, " ... Adam telah bersetubuh dengan semua binatang ketika ia berada di Sorga".
Yebamoth 63a, "...menjadi petani adalah pekerjaan yang paling hina ".
Sanhedrin 55b, "Seorang Yahudi boleh mengawini anak-perempuan berumur tiga tahun (persisnya, tiga tahun satu hari)".
Sanhedrin 54b, "Seorang Yahudi diperbolehkan bersetubuh dengan anak-perempuan, asalkan saja anak itu berumur di bawah sembilan tahun".
Kethuboth 11b, "Bilamana seorang dewasa bersetubuh dengan seorang anak perempuan, tidak ada dosanya".
Yebamoth 59b, "Seorang perempuan yang telah bersetubuh dengan seekor binatang diperbolehkan menikah dengan pendeta Yahudi. Seorang perempuan Yahudi yang telah bersetubuh dengan jin juga diperbolehkan kawin dengan seorang pendeta Yahudi".
Abodah Zarah 17a, "Buktikan bilamana ada pelacur seorangpun di muka bumi ini yang belum pernah disetubuhi oleh pendeta Talmud Eleazar".
Hagigah 27a, "Nyatakan, bahwa tidak akan ada seorang rabbi pun yang akan masuk neraka".
Baba Mezia 59b, "Seorang rabbi telah mendebat Tuhan dan mengalahkan-Nya. Tuhan pun mengakui bahwa rabbi itu memenangkan debat tersebut".
Gittin 70a, "Para rabbi mengajarkan, 'Sekeluarnya seseorang dari jamban, maka ia tidak boleh bersetubuh sampai menunggu waktu yang sama dengan menempuh perjalanan sejauh setengah mil, konon iblis yang ada di jamban itu masih menyertainya selama waktu itu, kalau ia melakukannya juga (bersetubuh), maka anak-keturunannya akan terkena penyakit ayan".
Gittin 69b, "Untuk menyembuhkan penyakit kelumpuhan campur kotoran seekor anjing berbulu putih dan campur dengan balsem; tetapi bila memungkinkan untuk menghindar dari penyakit itu, tidak perlu memakan kotoran anjing itu, karena hal itu akan membuat anggota tubuh menjadi lemas ".
Pesahim 11a, "Sungguh terlarang bagi anjing, perempuan, atau pohon kurma, berdiri di antara dua orang laki-laki. Karena musibah khusus akan datang jika seorang perempuan sedang haid atau duduk-duduk di perempatan jalan ".
Menahoth 43b-44a, "Seorang Yahudi diwajibkan membaca doa berikut ini setiap hari, 'Aku bersyukur, ya Tuhanku, karena Engkau tidak menjadikan aku seorang kafir, seorang perempuan, atau seorang budak belian' ".
Kisah-kisah Holocaust oleh Romawi
Di dalam Talmud, ayat Gittin 57b ada dikisahkan tentang dibantainya 4 juta orang Yahudi oleh orang Romawi di kota Bethar. Gittin 58a, mengklaim bahwa 16 juta anak-anak Yahudi dibungkus ke dalam satu gulungan dan dibakar hidup-hidup oleh orang Romawi.
Demografi tentang zaman kuno menyatakan orang Yahudi di seluruh dunia pada masa penjajahan oleh Romawi tidak sampai berjumlah 16 juta, bahkan 4 juta pun tidak ada).
Pengakuan Talmud
Abodah Zarah 70a, "Seorang rabbi ditanya, apakah anggur yang dicuri di Pumbeditha boleh diminum, atau anggur itu sudah dianggap najis, karena pencurinya adalah orang-orang kafir (seorang bukan-Yahudi bila menyentuh guci anggur, maka anggur itu dianggap sudah najis). Rabbi itu menjawab, tidak perlu dipedulikan, anggur itu tetap halal ('kosher') bagi orang Yahudi, karena mayoritas pencuri yang ada di Pumbeditha, tempat dimana guci-guci anggur itu dicuri, adalah orang-orang Yahudi". (Kisah ini juga ditemukan di dalam Kitab Gemara, Rosh Hashanah 25b).
Ibadah Orang Farisi
Erubin 21 b, "Rabbi Akida berkata kepadanya, 'Berikan saya air untuk mencuci tangan saya'. Ia menjawab, 'Air itu tidak cukup bahkan untuk diminum, apalagi untuk membasuh tanganmu' keluhnya. 'Lalu apa yang harus saya perbuat ?' tanya seseorang lainnya, 'padahal engkau tahu menentang ucapan seorang rabbi diancam dengan hukuman mati?' 'Saya lebih baik mati daripada menentang pendapat kawan-kawan saya' " (Ritual cuci tangan ini terekam dikutuk Nabi Isa a.s. dalam Injil Matius 15 : 1- 9).
Genosida Dihalalkan oleh Talmud
Perjanjian Kecil, Soferim 15, Kaidah 10, "Inilah kata-kata dari Rabbi Simeon ben Yohai, 'Tob shebe goyyim harog' ("Bahkan orang kafir yang baik sekali pun seluruhnya harus dibunuh"). Orang-orang Israeli setiap tahun mengikuti acara nasional ziarah ke kuburan Simon ben Yohai untuk memberikan penghormatan kepada rabbi yang telah menganjurkan untuk menghabisi orang-orang non-Yahudi2.
Di Purim, pada tanggal 25 Februari 1994 seorang perwira angkatan darat Israel, Baruch Goldstein, seorang Yahudi Orthodoks dari Brooklyn, membantai 40 orang muslim, termasuk anak-anak, tatkala mereka tengah bersujud shalat di sebuah masjid. Goldstein adalah pengikut mendiang Rabbi Meir Kahane, yang menyatakan kepada kantor berita CBS News, bahwa ajaran yang dianutnya mengatakan orang-orang Arab itu tidak lebih daripada anjing, sesuai ajaran Talmud".3 Ehud Sprinzak, seorang profesor di Universitas Jerusalem menjelaskan tentang falsafah Kahane dan Goldstein, "Mereka percaya adalah teiah menjadi iradat Tuhan, bahwa mereka diwajibkan untuk melakukan kekerasan terhadap 'goyyim', sebuah istilah Yahudi untuk orang-orang non-Yahudi".4
Rabbi Yizak Ginsburg menyatakan, "Kita harus mengakui darah seorang Yahudi dan darah orang 'goyyim' tidaklah sama".5 Rabbi Jacov Perrin berkata, "Satu juta nyawa orang Arab tidaklah seimbang dengan sepotong kelingking orang Yahudi".6
Doktrin Talmud : Orang non- Yahudi Bukanlah Manusia
Talmud secara spesifik menetapkan orang non-Yahudi termasuk golongan binatang, bukan-manusia, dan secara khusus menyatakan bahwa mereka bukan dari keturunan Nabi Adam a.s. Ayat-ayat yang berkaitan itu ditemukan bertebaran di dalam Kitab Talmud, antara lain sebagai berikut :
Kerihoth 6b, "Menggunakan minyak untuk mengurapi. Rabbi kita mengajarkan, 'Barangsiapa menyiramkan minyak pengurapan kepada ternak atau perahu, ia tidak melakukan dosa; bila ia melakukannya kepada 'goyyim', atau orang mati, dia tidak melakukan dosa. Hukum yang berhubungan dengan ternak dan perahu adalah benar, karena telah tertulis: terhadap tubuh manusia (Ibrani: Adam) tidak boleh disiramkan (Exodus 30:32); karena ternak dan perahu bukan manusia (Adam)' ". "Juga dalam hubungan dengan yang meninggal (sepatutnya) ia dikecualikan, karena setelah meninggal ia menjadi bangkai dan bukan manusia lagi (Adam). Tetapi mengapa terhadap 'goyyim' juga dikecualikan, apakah mereka tidak termasuk kategori manusia (Adam) ?Tidak, karena telah tertulis: 'Wahai domba-domba-Ku, domba-domba di padang gembalaan-Ku adalah manusia (Adam)' (Ezekiel 34:31): Engkau disebut manusia (Adam), tetapi 'goyyim' tidak disebut sebagai manusia (Adam)' ".
Pada ayat-ayat terdahulu para rabbi membahas hukum Talmud yang melarang memberikan minyak suci bagi manusia. Dalam pembahasan itu para rabbi menjelaskan bukanlah suatu dosa untuk membenkan miyak suci itu kepada 'goyyim' (kaum non-Yahudi, seperti muslim, Kristen, dan sebagainya), karena 'goyyim' tidak termasuk golongan manusia (harfiahnya: bukan keturunan Adam).
Yebamoth 61a, "Telah diajarkan: Begitulah Simeon ben Yohai menerangkan (61a) bahwa kuburan orang 'goyyim' tidak termasuk tempat yang suci untuk mendapatkan 'ohel' (memberikan sikap ruku' terhadap kuburan), karena telah dikatakan, wahai domba-domba-Ku yang ada di padang gembalaan-Ku, kalian adalah manusia (Adam)', (Ezekiel 34:31); kalian disebut manusia (Adam); tetapi kaum kafir ltu tldak dlsebut manusia (Adam)' ".
Hukum Talmud menerangkan bahwa seorang Yahudi yang menyentuh bangkai manusia tau kuburan (Yahudi) menyebabkan ia ternajisi. Tetapi hukum Talmud mengajarkan, sebaliknya, jika seorang Yahudi menyentuh kuburan orang goyyim, hal itu membuat ia tetap suci, karena orang goyyim tidak termasuk golongan manusia (Adam).
Baba Mezia 114b, "Dia (Rabbah) berkata kepadanya: 'Apakah engkau bukan pendeta: mengapa engkau berdiri di atas kuburan ? Ia menjawab: 'Apakah guru belum mempelajari hukum tentang kesucian? Karena telah diajarkan: Simeon ben Yohai berkata:'Kuburan kaum 'goyyim' tidak menajisi. Karena telah tertulis, 'Wahai gembalaan-Ku gembalaan di padang rumput-Ku adalah manusia (Adam), dan ia berdiri di atas kuburan kaum 'goyyim' ".
Mengingat pembuktian berdasarkan nash Taurat (Ezekiel 34:31). disebut sampai beru1ang-kali pada ketiga ayat-ayat Talmud di atas tadi, padahal dalam kenyataannya Taurat tidak pernah menyebutkan bahwa hanya orang Yahudi saja yang termasuk golongan manusia. Para 'hachom' Talmud sangat menekankan kekonyo1an ajaran mereka tentang kaum 'goyyim'. Hal itu merupakan bukti bahwa mereka sebenarnya adalah rasis dan ideolog anti-kaum non-Yahudi, yang dalam kebuntuan nalarnya telah mendistorsikan ayat-ayat Taurat dalam rangka membenarkan kesesatan mereka.
Berakoth 58a, "Shila seorang Yahudi memberikan hukuman cambuk kepada seseorang yang telah bersetubuh dengan seorang perempuan Mesir: Orang yang dicambuk itu pergi mengadukannya kepada pemerintah, dan berkata: 'Ada seorang Yahudi yang memberikan hukuman cambuk tanpa izin dari pemerintah'. Seorang petugas memerintahkan untuk memanggilnya (Shila). Ketika ia (Shila) tiba, ia ditanya: 'Mengapa engkau mencambuk orang ini?' Ia (Shila) menjawab: ' Karena ia telah menyetubuhi keledai betina' ". "Petugas itu berkata kepadanya: 'Apakah engkau mempunyai saksi-saksi?' Ia(Shila) menjawab 'Saya mempunyainya'. Kemudian (nabi) Elijah turun dari langit dalam bentuk manusia dan memberikan bukti. Petugas itu berkata lagi kepadanya: 'Kalau demikian halnya seharusnya orang itu dihukum mati!' Ia (Shila) menjawab: 'Karena kami telah diasingkan dari negeri kami, kami tidak mempunyai wewenang untuk menjatuhkan hukuman mati; lakukanlah terhadapnya sesuai kehendak kalian' "
"Ketika mereka masih mempertimbangkan perkara itu Shila pun berteriak.• 'Kepada-Mulah ya Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Kuasa' (Kisah-kisah 29:11). 'Apa kehendakmu? tanya petugas itu. Ia (Shila) menjawab.• 'Apa yang kukatakan ialah: Terpujilah Yang Maha Pengasih yang telah menciptakan segala sesuatunya dari tanah serupa dengan Yang di Sorga, dan telah memberikan kepadamu sekalian tempat tinggal, dan membuat kalian mencintai keadilan' ",
"Petugas itu berkata kepadanya (Shila).• 'Apakah engkau sedemikian membantu kepada kehormatan pemerintah?' Petugas itu memberi Shila sebuah tongkat dan berkata kepadanya: 'Engkau boleh menjadi hakim. ' Tatkala petugas (orang 'goyyim') itu telah pergi, orang-orang yang ada disana berkata kepadanya (Shila).• 'Apakah Yang Maha Pengasih membuat mu'zizat bagi kaum pendusta?'. Ia (Shila) menjawab mereka ('goyyim') disebut keledai? Karena telah tertulis: Daging mereka adalah daging keledai' (Ezekiel 23:30)
Ia (Shila) memperhatikan orang-orang itu akan memberi-tahukan petugas-petugas itu bahwa ia (Shila) telah menyebut mereka sebagai keledai. Maka ia (Shila) berkata.• 'Orang itu adalah penuntut hukum, dan Taurat telah mengatakan: Jika seseorang datang untuk membunuhmu, bangkitlah segera dan bunuh dia lebih dahulu. Begitulah tongkat yang diberikan kepadanya itu dipukulkannya kepada terdakwa dan membunuhnya.' Kemudian ia berkata: 'Karena sebuah mu'zizat telah terjadi melalui ayat ini, maka aku melaksanakannya' ".
Bagian ini terpaksa diutarakan agak panjang, tetapi agaknya terpaksa dikutip seluruhnya untuk memperlihatkan bagaimana kedzaliman kaum Yahudi. Sebagai tambahan bahwa nabi Elijah sampai perlu turun dari sorga ke bumi untuk menipu mahkamah kaum goyyim, disini Talmud mengajarkan, bahwa kaum 'goyyim' pada dasamya adalah binatang, sehingga karena itu Rabbi Shila (dan nabi Elijah) sama sekali tidaklah dapat disebut telah berdusta atau telah membuat dosa. Ceritera itu menjelaskan bahwa sekiranya seseorang (termasuk orang Yahudi) mengungkapkan ajaran Talmud pandangan tentang kaum 'goyyim' sama dengan keledai, maka ia akan menerima hukuman mati. Karena mengungkapkan hal itu akan membuat kaum 'goyyim' murka dan akan menindas agama Yahudi.
Kutipan Talmud dari kitab Ezekiel ini merupakan "nash bukti" sangat penting, karena ayat itu menyatakan bahwa kaum 'goyyim' itu termasuk golongan binatang (keledai). Ayat dari kitab Ezekiel pada Kitab Perjanjian lama telah diubah dengan hanya mengatakan bahwa "orang Mesir memiliki kemaluan yang besar" (sindiran - sama dengan keledai). Hal ini tidak membuktikan atau menegaskan secara eksplisit bahwa orang Mesir yang dirujuk oleh Taurat sarna dengan binatang. Dalam hal ini Talmud memalsukan Taurat dengan cara mendistorsikan tafsir. Beberapa ayat Talmud yang lain yang mengkaitkannya dengan kitab Ezekiel 23:30 yang memperlihatkan watak rasis orang Yahudi ditemukan dalam Arakin 19b, Berakoth 25b, Niddah 45a, Shabbath 150a, dan Yebamoth 98a. Lagipula nash aseli Sanhedrin 37a hanya mengkaitkannya dengan persetujuan Tuhan untuk penyelamatan kaum Yahudi saja.7
Moses Maimonides Membenarkan Pembantaian
Begawan yang sangat dihormati, Moses Maimonides, mengajarkan tanpa tedeng aling-aling, bahwa kaum Kristen wajib dihabisi. Tokoh yang memberikan fatwa seperti itu memiliki kedudukan tertinggi dalam hirarki agama Yahudi.
Moses Maimonides dipandang sebagai penyusun hukum dan filosuf terbesar sepanjang sejarah Yahudi. Ia acapkali dengan penuh rasa hormat disebut dengan nama Rambam, dan disapa dengan panggilan Rabenu Moshe ben Maimon, yang artinya 'Rabbi Kami Musa anak Maimun".8 Inilah yang diajarkan oleh Maimonides tentang boleh tidaknya menyelamatkan nyawa kaum 'goyyim', atau bahkan' orang Yahudi sekali pun yang berani menolak "inspirasi ilahiyah di dalam Talmud'.
"Sesungguhnya bila kita melihat seorang kafir ('goyyim') sedang terhanyut dan tenggelam di sungai, kita tidak boleh menolongnya. Kalau kita melihat nyawanya sedang terancam, kita tidak boleh menyelamatkannya."9. Naskah dalam bahasa Ibrani edisi Feldheim 1981 tentang Mishnah Torah menyebutkan hal yang sarna seperti itu.
Dengan peringatan dari Maimonides itu, telah diwajibkan bagi kaum Yahudi untuk tidak boleh menyelamatkan nyawa atau memberikan pertolongan kepada seorang 'goyyim', ia sebenarnya menyatakan sikap kaum Yahudi yang sebenarnya yang dibebankan oleh Talmud terhadap kaum non-Yahudi.10
"Hal itu telah merupakan 'mitvah' (kewajiban agama) untuk , menghabisi para pengkhianat kaum Yahudi, para 'minnim', dan "apikorsim" dan membuat mereka jatuh ke dalam lobang kehancuran, karena mereka telah menyebabkan penderitaan kepada kaum Yahudi, dan menipu manusia untuk menjauh dari Tuhan, sebagaimana yang dilakukan oleh Isa dari Nazareth dan para muridnya, dan Tzadok, Baithos dan murid-muridnya. Semoga terla'natlah mereka".
Komentar penerbit Yahudi itu memuat pernyataan Maimonides bahwa Nabi Isa a.s. adalah contoh seorang 'min' ("pengkhianat" majemuknya 'minnim'). Komentar itu juga menerangkan bahwa murid-murid Tzadok, yaitu kaum Yahudi yang menolak kebenaran Talmud dan mereka yang hanya mengakui hukum tertulis, yakni Taurat. Menurut buku 'Maimonides' Principles' pada h.5, Maimonides memerlukan waktu dua-belas tahun untuk menyimpulkan hukum dan keputusan dari Talmud, dan mensistemasikan kesimpulannya itu ke dalam 14 jilid. Karya itu akhirnya selesai pada tahun 1180 dan diberi judul 'Mishnah Torah', atau 'Syari'at Taurat'.
Maimonides mengajarkan pada bagian lain dari 'Mishnah Torah', bahwasanya kaum 'goyyim' bukanlah golongan manusia: "Hanyalah manusia (kaum Yahudi), dan bukannya perahu, yang dapat memperoleh najis bila bersentuhan ... Bangkai dari seorang 'goyyim' tidak menyebabkan najis bila bersentuhan dengan bayang-bayang seorang Yahudi ... seorang 'goyyim' tidak sampai menyebabkan penajisan; dan bila seorang 'goyyim' menyentuh, membawa, atau membayangi ... 'goyyim' itu tidak menyebabkan najis ... mayat seorang 'goyyim' tidak menyebabkan menjadi najis; dan sekiranya'" seorang 'goyyim' menyentuh, membawa, atau menjatuhkan bayangannya kepada mayat, ia dianggap tidak pernah menyentuh mayat tersebut." .11
Film 'Schindlers List' - Contoh Kebohongan Kaum Yahudi
Teks Talmud (khususnya Talmud Babilonia) pada Sanhedrin 37a tidak mewajibkan orang Yahudi untuk menyelamatkan nyawa orang lain, terkecuali nyawa orang Yahudi. Moshe Maimonides memperkuat ajaran Talmud tersebut. Tetapi, beberapa buku yang ditulis oleh orang-orang Yahudi kontemporer (Hesronot Ha-shas) merujuk beberapa nash dari Talmud yang seolah-olah memuat frase nilai-nilai universal, seperti, "Barangsiapa membunuh kehidupan seseorang, hal itu sama dengan membunuh seluruh isi dunia; dan barangsiapa memelihara kehidupan seseorang ,,, hal itu seperti ia telah memelihara seluruh isi dunia". (Bandingkan dengan al-Qur' an 5:32, "Barangsiapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya")
Namun Hesronot Ha-ash mengakui ayat-ayat di atas tadi bukan katta-kata yang otentik dari Talmud yang aseli. Dengan kata lain, ayat-ayat bemada universal tersebut bukanlah nash otentik dari Talmud. Jadi sekedar sebagai contoh, "versi universal" ini yang oleh Stephen Spielberg dituangkan ke dalam filmnya 'The Schindler's List' yang terkenal itu (dan dikaitkan seolah-olah bersumber dari Talmud pada judul maupun iklan filmnya) adalah penipuan dan merupakan propaganda, yang dimaksudkan untuk memberikan polesan kemanusiaan kepada Talmud, yang pada hakekatnya adalah kitab yang penuh berisi semangat rasisme dan chauvinisme Yahudi. Dalam nash Talmud yang aseli tertulis pada ayat yang sama, "Barangsiapa memelihara bahkan satu nyawa orang Israeli, maka ia seperti memelihara seluruh isi dunia". Sama seperti ayat-ayat yang lain, Talmud yang aseli hanya membicarakan perihal menyelamatkan orang-orang Yahudi.
Tipuan Orang Yahudi
Sanggahan para rabbi orthodoks bahwa tidak ada bukti dokumentasi otentik tentang rasisme dan semangat kebencian di dalam Talmud adalah bohong besar, karena di dalam Baba Kamma 113a, menyatakan bahwa "Orang Yahudi boleh berbohong untuk menipu kaum 'goyyim' '.
The Simon Wiesenthal Center, sebuah pusat propaganda ruhubiyah Yahudi yang didukung oleh dana multi-jutaan dolar terpaksa memecat Rabbi Daniel Landes pada tahun 1995, karena rabbi ini menentang ajaran dehumanisasi oleh Talmud terhadap orang non-Yahudi. "Sikap ini benar-benar busuk", katanya. Buktinya ? "Ya, pernyataan-pernyataan di dalamnya".
Berdusta untuk menipu orang 'goyyim' telah lama menjadi panutan di dalam agama Yahudi. Ambil contoh sehubungan dengan debat pada abad ke-13 di Paris antara Nicholas Donin, seorang Yahudi yang telah memeluk agama Katolik - yang oleh Hyam Maccoby diakui mempunyai pengetahuan yang luas tentang Talmud"12 -saat berkonfrontasi lawan Rabbi Yehiel. Pada waktu itu Yehiel tidak sedang berada di bawah ancaman hukuman, atau dicederai. Namun tanpa malu tetap saja berdusta sepanjang debat tersebut. Sebagai contoh ketika ditanya oleh Donin apakah ada ayat-ayat yang menghujat Jesus di dalam Talmud, Yehiel menyanggahnya. Donin, seorang ahli dalam bahasa lbrani paham benar jawaban itu dusta maka. Ryam Maccoby, seorang komentator Yahudi mengenai debat tersebut, yang hidup di abad ke-20, membela kebohongan Rabbi Yehiel seperti ini, "Pertanyaan itu mungkin diajukan, apakah Yehiel benar-benar percaya yang Jesus tidak disebut-sebut di dalam Talmud atau, bisa juga ia mengajukan pertanyaan ini sebagai suatu tipuan yang cerdik, untuk menciptakan keadaan mendesak Yehiel ... tentu saja Rabbi Yehiel dapat dimaafjkan bila ia tidak mengakui sesuatu yang tidak sepenuhnya dipercayainya, dalam rangka mencegah proses tiranik yang menghadapkan budaya dari suatu agama tertentu, terhadap agama yang lain".13
Beginilah cara orang Yahudi menyanggah sampai dengan hari ini tentang adanya nash Talmud yang mengandung ayat-ayat yang penuh dengan kebencian. Sebuah kata tentang "kebohongan Yahudi diplesetkan dan disulap menjadi "dapat dimaafkan", sementara setiap penyelidikan terhadap kitab-kitab suci Yahudi oleh peneliti non-Yahudi dipandang sebagai "proses tiranik". Sementara itu serangan kaum Yahudi terhadap kitab-kitab Injil Perjanjian Baru dan al-Qur'an tidak pernah dianggap sebagai "proses tiranik". Hanya kritik kaum non- Yahudi yang dianggap tiranik, sedangkan cara mempertahankan diri bagi orang Yahudi adalah berdusta. (Tidak semua orang Yahudi bersikap seperti tersebut di atas. Dr. Israel Shahak dari Hebrew University menulis sebuah buku lengkap yang diberinya judul 'Jewish History, Jewish Religion', yang mendokumentasikan secara lengkap muatan anti-'goyyim' di dalam kitab Talmud).
Betapapun banyaknya sanggahan dan kebohongan yang keluar dari 'The Anti-Defamation League' (ADL - 'Liga Anti-Penghinaan' Yahudi) dan dari the Wiesenthal Center, dalam buku ini dikutip nash-nash baik dari Talmud maupun juga dari mufassir Talmud ‚paling' terkemuka" di mata orang Yahudi sendiri, seperti Moses Maimonides,
Pada tahun 1994 Rabbi Tzvi Marx, direktur pendidikan teknologi terapan pada 'Shalom Hartman Institute' di Jerusalem, telah menulis semacam pengakuan yang menakjubkan tentang bagaimana kaum Yahudi di masa yang silam telah membuat dua jenis kumpulan kitab: kitab Talmud yang otentik sebagai bahan pelajaran bagi para pemuda mereka di sekolah-sekolah ('kollel') Talmud, dan sebuah lagi kitab Talmud yang telah "disensor dan diamendemen" yang ditujukan bagi konsumsi para 'goyyim' yang tidak mengerti apa-apa. Rabbi Marx menjelaskan bahwa versi tafsir Maimonides yang dikeluarkan untuk konsumsi umum, tertulis misalnya, "Barangsiapa membunuh seorang manusia, ia telah melanggar hukum". Tetapi Rabbi Marx menyatakan, nash yang aseli berbunyi, " Barangsiapa membunuh seorang Israeli".
Buku Hesronot Ha-shas ("Yang Dihilangkan dari Talmud")15 lalu menjadi penting dalam kaitan ini. Heshronot Ha-shas dicetak-ulang pada tahun 1989 oleh Sinai Publishing House, Tel Aviv. Heshronot Ha-shas menjadi sangat berharga bagi kita, karena buku ini menyusun suatu daftar panjang ayat-ayat Talmud yang diubah atau dihilangkan, dan daftar ayat-ayat yang dipalsukan dewasa ini, yang dibuat untuk konsumsi kaum 'goyyim' seolah-olah ayat-ayat itulah yang otentik.
Popper (h.58-59) menjelaskan : "Tidak selalu yang disensor itu ayat-ayat panjang, tetapi acapkali satu kata pun dihapus. ... Acapkali dalam hal seperti itu digunakan dalam rangka penghapusan dan penggantian". Sebagai contoh pentarjamah versi Talmud dalam bahasa Inggris terbitan Soncino menterjemahkan kata lbrani 'goyyim' dengan sejumlah kata-ganti samaran seperti, "kafir, Cuthean, Mesir, penyembah berhala", dan sebagainya. Tetapi sebenarnya kata-ganti ini merujuk kepada kata-aseli 'goyyim' (semua yang non- Yahudi). Pada catatan-kaki no. 5 Talmud pada edisi Soncino dijelaskan bahwa, "Istilah orang Cuthea (Samaritan) disini adalah untuk menggantikan kata-aseli 'goyyim' ... "
Hal itu merupakan praktek disinformasi yang lazim dipakai oleh kaum Farisi untuk menyangkal adanya ayat-ayat yang rasialistik di dalam Talmud yang telah diungkapkan terdahulu dalam buku ini, dalam rangka mengklaim bahwa ayat-ayat itu adalah "karangan dari orang-orang yang anti-Semit".
Pada tahun 1994, Lady Jane Birdwood, berusia 80 tahun, ditangkap dan diadili di depan pengadi1an pidana di London, hanya karena "kejahatannya" menerbitkan sebuah pamflet berjudu1 'The Longest Hatred' ('Kebencian yang Paling Lama'), berisi seluruh pernyatan kebencian di dalam Talmud yang diangkatnya dari ayat-ayat yang berisi kebencian kepada kaum 'goyyim' dan Kristen. Sepanjang peradilan yang dituduhkan terhadapnya sebagai suatu kejahatan yang sayangnya tidak mendapatkan perhatian dari media massa, seorang rabbi diundang sebagai saksi ahli. Rabbi itu menyanggah sepenuhnya bahwa kitab Talmud berisi ayat-ayat yang mengundang kebencian kepada kaum 'goyyim' dan Kristen, dan hanya karena kedudukan dan prestise rabbi tersebut, wanita tua yang malang itu dijatuhi hukuman "tiga bulan kurungan penjara dan denda senilai $ l000"
Dr. Israel Shahak dalam bukunya berjudul 'Jewish History and Jewish Religion', pada bab tentang Jesus di dalam Talmud pada h.57, dan h.105-106, menegaskan adanya ayat-ayat yang menganjurkan kebencian dan rasisme di dalam Talmud. Mereka yang menyangkal kenyataan ini adalah pembohong besar.
Tanggapan Dunia 'Judeo-Kristen' terhadap Talmud
Dewasa ini ada persekongkolan yang kuat antara dunia Kristen dan Yahudi. Anehnya tidak ada, bahkan tidak pernah ada, para Paus, Katolik serta tokoh-tokoh gereja Protestan di era modern ini yang menyerang atau mengecam ajaran rasisme di Talmud, atau kebencian mendarah-mendaging terhadap Kristen dan kaum 'goyyim' (muslim dan lain-lain) yang diajarkannya. Sebaliknya pada pimpinan gereja Kristen, baik Katolik maupun Protestan, malah dewasa ini menganjurkan kepada para pengikut Jesus Kristus untuk mentaati, menghormati, bahkan membantu pengikut Talmud. Oleh karena itu kesimpulan kita tidak lain, para pemimpin gereja Katolik dan Protestan dewasa ini sebenarnya adalah pengkhianat paling nyata terhadap Jesus Kristus di muka bumi dewasa ini (periksa Perjanjian Baru Matius 23:13-15; I Thessalonika 2:14-16; Titus 1:14; Lukas 3:8-9; dan Kitab Wahyu 3:9).
Kaum Non-Yahudi adalah 'Sampah'
Semua orang non-Yahudi dari segala ras dan agama menurut Talmud adalah super-sampah', begitu menurut pendiri Habad-Lubavitch, Rabbi Shneur Zalman. Analisanya ditemukan di dalam majalah Yahudi ‚The New Republic', yang dalam analisisnya menyatakan bahwa, "... ada ironi besar dalam pandangan universalisme messianik yang baru pada gerakan Habad khususnya pandangannya tentang kaum 'goyyim' yakni pernyataan Habad yang tanpa tedeng aling-aling berisi penghinaan bernada rasial terhadap kaum 'goyyim '. ...berdasarkan pendapat para theolog Yahudi pada abad pertengahan – terutama sekali pemikiran penyair dan filosuf Judah Ha-Levi pada pada abad ke-12 di Spanyol, dan tokoh mistik Yahudi Judah Loewe pada abad ke-16 di Praha - mereka mencari ketetapan mengenai keunggulan kaum Yahudi berdasarkan ras dan bukannya pada keunggulan kerohanian ... menurut pandangan mereka, secara mendasar kaum Yahudi itu lebih unggul atas ras mana pun, dan mengenai hal itu ditegaskan berulangkali dalam bentuk yang sangat ekstrim oleh Shneur Zalman dari Lyadi. Pendiri Lubavitcher-Hasidisme itu mengajarkan, bahwa ada perbedaan hakiki antara jiwa orang Yahudi dengan jiwa kaum 'goyyim', bahwasanya hanyalah jiwa orang Yahudi yang di dalamnya terdapat dan memancarkan cahaya kehidupan ilahiyah. Sedangkan pada jiwa kaum 'goyyim', Zalman selanjutnya menyatakan, "sama sekali berbeda, karena terciptanya memang lebih inferior. Jiwa mereka sepenuhnya jahat, tanpa mungkin diselamatkan dengan cara apa pun."
Akibat rujukan tentang kaum 'goyyim' menurut ajaran Rabbi Shneur Zalman, tanpa kecuali menyebabkan adanya penyakit dalam jiwa mereka. Dzat darimana jiwa kaum 'goyyim' terbuat penuh dengan "sampah" rohani. Itulah sebabnya mengapa jumlah mereka lebih banyak daripada kaum Yahudi, karena jumlah gabah lebih banyak daripada berasnya. Semua kaum Yahudi secara hakiki baik, dan semua kaum 'goyyim' secara hakiki jahat.
"Karakterisasi kaum 'goyyim' yang dinyatakan secara hakiki jahat dan dari segi kerohanian maupun biologis lebih inferior dari kaum Yahudi, belum pernah diralat dalam ajaran Habad masa kini".16
Syari'at Yahudi Menuntut bahwa Kaum Kristen Wajib Dihukum Mati
Para ulama Taurat menetapkan, bahwa, "Taurat mewajibkan bahwa ummat yang benar akan mendapatkan tempatnya di Hari Kemudian. Tetapi, tidak semua kaum 'goyyim' akan memperoleh kehidupan yang abadi meskipun mereka taat dan berlaku shaleh menurut agama mereka ... Dan meskipun kaum Kristen pada umumnya menerima Kitab Perjanjian Lama Ibrani sebagai kitab yang diwahyukan dari Tuhan, namun mereka (disebabkan adanya kepercayaan pada apa yang disebut mereka ketuhanan pada Jesus) sebenarnya kaum Kristen adalah penyembah berhala menurut Taurat, oleh karena itu patut dihukum mati, dan mereka kaum Kristen itu sudah dipastikan tidak akan memperoleh ampunan di Hari Kemudian."
Takhayul Kaum Yahudi
Bukanlah mengada-ada bila edisi Talmud Babilonia dipanadang sebagai kitab suci Yahudi yang paling otoritatif. Karena orang Kristen terperdaya oleh para pengkhotbah Yahudi, maka para Paus kian hari kian percaya dan meminta fatwa kepada rabbi Yahudi sebagai "nara sumber yang shahih" untuk mendapatkan keterangan bila berkaitan dengan kitab Perjanjian Lama, yang tanpa mereka sadari berkonsultasi dengan para okultis (juru-ramal).
Yudaisme adalah agama kaum Farisi dan para pendeta Babilonia, yang menjadi sumber ajaran Talmud dan Qabala, yang di kemudian hari membentuk agama Yudaisme. Kitab suci Yudaisme Orthodoks lainnya, seperti 'Kabbalah', isinya penuh dengan ajaran tentang astrologi, ramal-meramal, gematria, nekromansi (sihir), dan demonologi (ilmu hitam). Jika seorang Yahudi ingin bertaubat ia cukup mengangkat seekor ayam, membaca mantera untuk keperluan itu, dan mengibas-kibaskannya di atas kepalanya untuk memindahkan dosa- dosanya kepada ayam tersebut. Yang dapat kita katakan mengenai hal ini tidak lain adalah takhayul dalam arti yang sebenar-benarnya. Selanjutnya lambang Israel yang mereka sebut sebagai "bintang Nabi Daud" sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Nabi Daud a.s. Bintang itu adalah hexagram (bersudut enam) supranatural yang melambangkan yantra dari androgen (kelenjar yang memberikan karakteristik pada kaum laki-Iaki), yang dihubungkan dengan para Khazar Bohemia pada abad ke-14. (Penyesatan publik dengan penggunaan nama "negara Israel" yang didirikan pada tahun 1948, merupakan buah hasil persekongkolan antara kaum Bolshevik-Yahudi dengan kaum Zionis yang atheis; nama itu tidak ada sangkut-pautnya dengan kelanjutan kerajaan Nabi Daud, tetapi dikukuhkan melalui pcngakuan pertama di PBB yang diberikan oleh diktator komunis Uni Sovyet Joseph Stalin).
Kaum Kristen akan lebih terbuka matanya bila berkunjung ke komunitas Yahudi Hasidik menonton acara 'Purim', dimana sebuah patung serupa Halloween meloncat-loncat (seperti 'jailangkung'). Meskipun upacara 'Purim' itu merujuk kepada Kitab Esther yang disebutkan sebagai nash dasarnya, dalam prakteknya upacara 'Purim' tidak lain adalah sebuah tradisi kaum kafir Bacchan.17
Para rabbi orthodoks menggunakan kutukan, mantra, imej, dan sebagainya, yang mereka anggap lebih besar kuasanya dari kuasa Tuhan. Kesesatan itu mereka ambil dari ajaran Sefer Yezriah, (sebuah buku tentang ilmu sihir kaum Qabalis). Kaum non-Yahudi dapat menyaksikan ulangan perilaku paganisme Babilonia kuno setiap kali mereka mengamati ritual para rabbi agama Yudaisme.18

Perkembangan Zionisme Modern

Ideologi Zionisme Modern berakar pada pemikiran seorang Yahudi Mesiah palsu bernama Sabbatai Zevi  dalam abad ke-17, ia mengklaim dirinya sebagai juru selamat Yahudi yang dijanjikan, ia datang untuk mendirikan kerajaan Yahudi di tanah yang dijanjikan di Palestina. Zevi adalah seorang tokoh yang sangat kontroversial, dia tidak hanya menolak Talmud tetapi memerintahkan untuk melakukan apa yang bertentangan dengan perintah Tuhan di dalam Talmud.  "Dosa" dan "kesalahan" tidak ada lagi dan segala sesuatu serta apa pun  diperbolehkan, perintah-perintah Tuhan di dalam Taurat sekarang dibatalkan, karena neurut Zvi, zaman mesiah telah tiba dan dialah orangnya yang akan melakukan penyelamatan terhadap mereka.  
Shabbatai Zevi
Shabbatai Zevi
Sebagaimana ditulis oleh Jerry Rabow dalam bukunya berjudul "50 Jewish Messias" diterbitkan oleh Gefen di Jerusalem, (sumber Barry Chamish): "Melalui semua ini, Shabbatai Zevi terus mengeluarkan pernyataan mengenai perubahan teologis yang dilakukannya sehubungan dengan kedatangan zaman messiah.  Kebaktian baru Shabbatai adalah, 'Pujian kepada-Nya yang membolehkan yang terlarang." Ketika segala sesuatu akan diizinkan pada zaman messiah,  Shabbatai mengumumkan bahwa banyak dari pembatasan-pembatasan sebelumnya dalam Taurat tidak lagi diterapkan lagi. Dia menghapuskan hukum mengenai hubungan seksual. Dia secepatnya mengumumkan bahwa sejumlah tigapuluh enam jenis dosa utama yang dimuat dalam kitab Bibel saat ini diizinkan dan memerintahkan sebagian dari pengikut-pengikutnya bahwa adalah tugas mereka untuk melakukan beberapa dosa dalam rangka untuk mempercepat penyelamatan "
Zevi atau Zvi adalah seorang kabbalis dan okultis yang menipu sebagian besar Yahudi pada waktu itu dan yang datang kemudian. Dia dilahirkan pada tanggal 9 Agustus 1626, di Smyrna, Turki. Pada tahun 1666 dia pindah agama  dan memeluk Islam bersama-sama dengan sebagian dari pengikut-pengikutnya dan mengganti namanya dengan  Aziz Mehemet. Sebagian besar Yahudi dikecewakan dengan tindakannya ini, akan tetapi dia mengatakan kepada mereka bahwa dia harus menjadi Muslim dalam rangka untuk memurtadkan orang-orang Muslim mengajaknya kedalam agama Yahudi, namun sebaliknya, kepada Sultan dan orang-orang  Turki menceritakan bahwa dia harus tetap melakukan hubungan yang erat dengan Yahudi dalam rangka untuk memurtadkan Yahudi dan mengajaknya masuk kedalam agama Islam. Dengan demikian Zevi bebas untuk pergi kemanapun dan melakukan apapun yang ia sukainya.
Shabbatai Zvi, Nathan Ghazzati sang nabi dan Jacob Frank
Perihal Zevi diungkapkan  kepada orang-orang Turki oleh mesiah Yahudi lain dari Polandia.  Zevi menyatakan kepada mesiah dari Polandia mengenai nubuwatan  yang diberikan oleh orang kepercayaannya, Nathan Ghazzati sang nabi, bahwa Zevi ditakdirkan untuk menjadi penguasa Kekaisaran Ottoman.  Akibatnya, Zevi    diasingkan ke sebuah desa kecil di Albania dimana disana ia mati.  Akan tetapi para pengikut Shabbatai sungguh kemudian menjadi penguasa sebenarnya di Turki modern, sekalipun hanya melalui cara halus yang tidak nampak.
Pengaruh Zevi di antara Yahudi tidak hilang dengan kematiannya, banyak orang Yahudi mempercayai si jago tipu-muslihat ini yang menghalalkan tipu-daya sebagai sebuah cara untuk mencapai tujuannya.  Kemudian. seorang rabbi ekstrem bernama Rebbe Berechiah menggantikan peran Zevi dan mengambil-alih gerakan Shabbataisme.
Barry Chamish dalam sebuah artikelnya berjudul "Deutsch Devils," (Desember 31, 2003), dalam situsnya (barryChamish.com) mengatakan bahwa "para pengikut Shabbatai melanjutkan kehidupan kelompok mereka dengan sembunyi-sembunyi di dalam  sebuah sekte  Donmeh di Turki, kegiatan mereka berlanjut sampai dengan hari ini, sebagaimana dilaporkan secara ekstensif pada tahun ini, bahkan dilaporkan pula oleh the Jerusalem Post. Salah seorang  pengikut Donmeh adalah Jacob Frank (1726-1726), yang akan mentransformasikan Eropa dan dunia ke dalam sebuah neraka Shabbataian, setidaknya setelah satu abad kemudian."
Jacob Frank
Jakob Frank kemudian menggantikan Rebbe Berechiah dan dalam abad kedelapan belas membawa ideologi Donmeh ke Eropa. Dia membuat sebuah persekutuan di dekat Frankfurt, Jerman, dengan seorang Jesuit bernama Adam Weishaupt dan kerajaan Rothschild. (Adam Weishaupt adalah pendiri Illuminati dan perampas kekuasaan atas loji-loji Freemasonic di seluruh dunia, khususnya loji-loji di Inggris serta Scotlandia).
Barry Chamish, di dalam artikel tersebut di atas, ia mengutip ucapan Rabbi Antelman yang menjelaskan didalam bukunya " To Eliminate the Opiate: " bahwa "Sebuah gerakan yang sepenuhnya pengikut setan saat ini sedang memegang peran". Tujuan Jesuit adalah menghancurkan agama Reformasi Protestan yang mendorong dikembalikannya kedudukan seorang paus yang diberikan kewenangan penuh untuk menghakimi terhadap seluruh umat manusia. Sedangkan tujuan keluarga Rothschild adalah untuk melakukan kontrol terhadap kekayaan dunia.  Sementara visi Frankist adalah membinasakan etika Yahudi untuk menggantikannya dengan sebuah agama  yang benar-benar bertentangan  dengan kehendak Tuhan atau  [Setanisme kelas atas]. Ketika fraksi ini bersatu, meletuslah peperangan demi peperangan berdarah melawan kemanusiaan, dengan Yahudi di garis terdepan"
Dalam sebuah buku berjudul "The Messianic Idea in  Judaism" ditulis oleh profesor Yahudi Gershon Scholem (edisi  1971, halaman 126) pengarang menulis tentang Jacob Frank sbb: "Dalam semua tindakannya [Jacob Frank] bertindak sebagai seorang yang sungguh-sungguh sangat jahat dan merosotkan moral dan etika individu" dan sebagai "salah satu dari fenomena yang paling menakutkan dalam keseluruhan sejarah Yahudi."
Jacob Frank menganggap dirinya sebagai seorang messiah. Dia mengaku sebagai titisan dari kepala keluarga Yahudi,  Jacob. Dia memerintahkan kepada k.l. 13,000 orang pengikut-pengikutnya untuk berpura-pura memeluk agama Katholik dan melakukan infiltrasi di dalam gereja  Katholik. Dia menunjuk Katholik sebagai "Esau," saudara Jacob menurut kitab Bibel, sementara dia dan para pengikut-pengikutnya mengaku sebagai bagian dari  Jacob menurut kitab Bibel. Kepada pemeluk agama Kristen Katholik dia menceritakan bahwa sudah waktunya untuk melakukan sebuah rekonsiliasi antara "Jacob" dan "Esau." Sementara itu dia mengatakan kepada para pengikut-pengikutnya secara rahasia, bahwa mereka berperan sebagai Jacob yang menipu Esau sebagaimana dalam cerita Alkitab, sehingga melalui cara penipuan ini, kata Jacob,  kita akan mendirikan sebuah  kerajaan Yahudi yang anti-kristus di wilayah Palestina.
Rabow, dalam bukunya pada halaman 130 menyebutkan bahwa: "para pengikut Frankis juga melibatkan diri dalam berbagai intrik politik internasional, dan mengirimkan utusan rahasia kepada pemerintah Russia serta Gereja Ortodoks Ketimuran menawarkan untuk membantu menggulingkan pemerintah Polandia serta Gereja Katholik."
Jerry Rabow menggambarkannya lebih rinci dalam bukunya "50 Jewish Messiahs" (sumber Barry): "Dia [Frank] memperluas pengajaran paradoks Shabbatai Zevi bahwa dengan datangnya zaman messiah telah terjadi transformasi Alkitab mengenai  larangan hubungan seksual menjadi dibolehkan dan bahkan merupakan sebuah kewajiban.  Menurut Frank, melibatkan diri kedalam sebuah pesta-pora seks sekarang menjadi cara atau jalan untuk melakukan pensucian jiwa dari dosa-dosa.  Penyelewengan susila menjadi sebuah terapi ... Frank meyakinkan para pengikut-pengikutnya bahwa hanya ada satu jalan bagi agama Yahudi yang mereka yakini untuk tetap bertahan adalah dengan cara berpura-pura secara lahiriah memeluk agama Kristen, sebagaimana dilakukan oleh Yahudi Donmeh, berpura-pura memeluk agama Islam.
Dalam bulan Pebruari 1759, para pengikut Frank menyatakan kepada Gereja Katholik bahwa mereka siap untuk di baptis."
Pada halaman 121 buku Rabow, disebutkan bahwa: "Donmeh sekarang telah merubah Shabbatain Purim ke dalam sebuah pesta-pora seks tahunan, ketika para anggotanya saling bertukar pasangan dalam sebuah upacara yang disebutnya sebagai  'memadamkan cahaya -extenguishing the lights.' Donmeh menjustifikasi pesta pora seks Purim, dan mereka juga secara reguler mempraktekan aktivitas hubungan seks lainnya dengan saling bertukar pasangan istri-suami dengan memuji keteladan kitab Bibel
The Jewish Encyclopedias mendefinisikan Donmeh sebagai "sebuah kata Turki untuk 'orang murtad' dan mengacu kepada Yahudi dari Timur Dekat pengikut Sabbatai Zevi yang memeluk agama Islam pada tahun 1666, tetapi dengan diam-diam mereka masih mempraktekan ajaran dan upacara agama Yahudi, menyembah Sabbatai sebagai Mesiah dan titisan Tuhan."
Peneliti lain mengatakan bahwa: "Sikap Yahudi Donmeh kepada publik Turki  memperlihatkan kasih sayang yang besar kepada  Islam, akan tetapi di kalangan mereka, seluruhnya menolak Islam bahkan meremehkannya." Tidak perlu  dikatakan lagi bahwa di  Kekaisaran Ottoman mereka juga secara diam-diam dan bahkan lebih membenci serta meremehkan agama Kristen.  Sama seperti yang dilakukan oleh  "Turki" Donmeh yang berkuasa di Turki sewaktu Perang Dunai I ketika terjadi Genosida atas suku bangsa Armenia. Mereka adalah para penguasa Kekaisaran Ottoman dan merekalah yang melaksanakan serta memberikan perintah untuk melakukan pembantaian -- dengan cara paling kejam yang tidak pernah terpikirkan dalam benak manusia sesuai dengan rencana yang telah mereka buat untuk membantai -- hampir semua penduduk Kristen di Asia Kecil: Satu Setengah Juta orang Armenia, setengah juta orang Yunani dan Yunani Pontian serta setengah  juta orang Asyria dan Caldean.
Pengarang Turki, Mevlan Z. Rifat, mengacu pada sekte Donmeh dan dikatakannya sebagai "sebuah sekte  sinkretis Yahudi-Muslim," yang ditulis dalam  bukunya berjudul "Inner Folds of the Ottoman Revolution" 1929.-- "Genosida bangsa Armenia diputuskan pada bulan Agustus 1910 dan Oktober 1911 oleh seorang anggota Komite Turki Muda, dimana keseluruhan anggota komite adalah Yahudi Balkan dalam bentuk sekte sinkretis Yahudi-Muslim, termasuk di dalamnya adalah Tallat, Enver, Behaeddin Shakir, Jemal dan Nazim, mereka bergaya dan bersikap seperti orang-orang Muslim. Hal itu sesuai dengan loji Grant Orient yang didanai oleh Rothschild di Yunani Salonika. Oleh karena itu tidaklah heran infrastrukturnya disusun dalam bulan  Agustus 1914 di Erzerum untuk merencanakan Pembantaian Besar-besaran - Great Massacres, hampir tiga bulan sebelum Turki terlibat ke dalam Perang Besar. Selama Perang Dunia I,  Yahudi menduduki posisi-posisi penting dalam pemerintahan Turki yang belum pernah terjadi pada masa-masa sebelumnya, termasuk anggota sekte  sinkretis Yahudi-Muslim adalah tiga orang presiden Turki, yaitu Ataturk, Inonu, dan Bayar." Tidak diketahui apakah buku karangan Rifat tersedia terjemahannya dalam bahasa Inggris atau tidak, namun buku itu sudah diterjemahkan kedalam bahasa Armenia pada tahun 1939.
Seorang ilmuwan Yahudi bernama  Avrum M. Ehrlick, menulis buku dengan judul "Sabbatean Messianism As Proto-Secularism" (sumber, tulisan Berry, Kerry, Gaza and the New Sabbatean Holocaust): "Dr Nazim, Nuzhet Faik, Mustafa Arif, Muslihiddin Adil, Sukru Bleda, Halide Edip Adivar dan Ahmet Emin Yalman mereka semuanya aktif di dalam gerakan Turki Muda serta berasal dari keluarga Yahudi Donmeh.
Mehmet Kapanci (1839-1924) seorang  walikota  Salonica dan pemilik bank terkenal yang membiayai C.U.P [beberapa orang Armenia adalah anggota mason dan bagian dari the Committee of the Union and Progress Party sebelum terjadinya Genosida] dan berasal dari Yahudi Donmeh. Yahudi lainnya yang aktif di dalam gerakan Turki Muda adalah Nissim Mazliah dari Izmir dan Vitali Faradji, Moise Cohen (juga dijuluki Munis Tekinalp) adalah Yahudi yang aktif dan pernah menjadi mahasiswa kerabbian kemudian beralih menjadi pebisnis serta dengan aktif menyatakan kebanggaan identitasnya sebagai seorang Turki dengan sentimen/perasaan Zionis ...  Adalah aneh bahwa Perdana Menteri Israel pertama dan kedua, yaitu David Ben Gurion dan Moshe Sharett serta Presiden kedua Israel  Yitzchak Ben Zvi pernah tinggal serta belajar di Istambul dan memeluk konsep 'lehitatmen', yang dalam bahasa Ibrani artinya adalah  'untuk menjadi seorang Ottoman'. Ben Zvi dikatakan orang sebagai keturunan dari keluarga Sabbatean. Sharett bertugas pada angkatan darat Ottoman dalam Perang Dunia I.  Ben Gurion pindah kewarganegaraan Russia menjadi warganegara Ottoman, mereka takut melakukannya di Palestina.  Presiden Israel Ben Zevi, Zalman Shazar dan status yang lebih rendah lainnya seperti Yitzchak Navon, mereka menjadi mahasiswa Ottomanism. Mehmet Cavit Bey (1875-1926) adalah salah seorang tokoh politik  Yahudi Donmeh yang paling penting. Dia aktif dalam revolusi pada tahun 1908, ia juga sebagai seorang editor sukses sebuah tabloid dan profesor keuangan serta pernah menjadi Menteri Keuangan selama tiga periode dalam pemerintahan Turki Modern sampai dieksekusi karena diduga keras berperan dalam usaha pembunuhan Ataturk. Cavit Bey adalah seorang Zionis yang paling bersemangat yang dapat melihat keuntungan-keuntungan bagi Turki di pemukiman Yahudi di Palestina."
Kemal Attaturk
Avrum Ehrlich menguraikan secara terperinci dalam bukunya yang sama : "Tingkat keterlibatan Yahudi dalam  revolusi gerakan Turki Muda diperdebatkan, beberapa membantah bahwa Yahudi dan Yahudi Donmeh mendominasi the Committee of the Union and Progress Party (C.U.P) yang menguasai Negara. Yang lainnya berpendapat bahwa hal ini adalah retorika anti-Yahudi dan terlalu melebih-lebihkan, sementara itu Yahudi mendukung revolusi di tingkat lapisan bawah, mereka tidak benar-benar terwakili di eselon partai. Menurut diplomat Inggris yang melaporkan kepada pemerintahnya menjelaskan bahwa ada sebuah komplotan konspirasi Yahudi-Masonik yang bekerja menguntungkan revolusi. Donmeh dipercaya sama-sama terlibat dalam revolusi, akan tetapi detilnya yang pasti sedikit diketahui karena sejumlah alasan-alasan ... Adalah  melalui loji Masonik-lah bahwa Donmeh, Yahudi dan  Bektashi serta kaum sekuler, mereka yang kurang diterima dalam lingkungan mainstream masyarakat, namun kemudian mereka mampu mendapatkan pijakan yang sejajar, dan banyak dari mereka menjadi instrumen penting dari revolusi. ... Dalam hubungan ini, benar atau tidaknya, terdapat kecurigaan bahwa Masonry bertanggungjawab atas hasutan dan aktivitas-aktivitasnya yang bersifat subversif, memang Turki waktu itu merupakan tempat yang sesuai untuk sebuah revolusi, menyediakan loji dan personilnya, kerahasiaan serta kerangka untuk revolusi. Donmeh tumbuh subur di lingkungan Masonik, membiarkan mereka secara rahasia maupun untuk mempengaruhi, memelihara ide-ide religius mereka dalam sebuah atmosfir yang non-dogmatis. Menghilangkan perbedaan antara Yahudi dan orang-orang Muslim, mereka tampak merepresentasikan kepuasan yang dikompromikan dari sebuah revolusi sekuler Turki Muda.   Sampai hari ini Donmeh terlibat dalam Loji-loji Masonik Turki."
Barry Chamish percaya bahwa Genosida Bangsa Armenia adalah sebuah pengulangan Holokos Yahudi. Berry adalah mantan seorang anggota  militer Israel dan beralih profesi menjadi seorang wartawan investigasi, ia sudah memberikan peringatan kepada sesama orang Yahudi mengenai akan terjadinya sebuah Holokos Kedua Yahudi yang waktunya sesuai dengan yang direncanakan Israel. Saat ini bangsa-bangsa Arab dan orang-orang Muslim memainkan peran Nazi Jerman sewaktu Perang Dunia II.
Penelitian Barry menyampaikannya kepada fakta,  bahwa baik para perencana maupun penghasut Genosida bangsa Armenia dalam Perang Dunia II itu pada dasarnya sama dengan perencana dan penghasut Holokos Yahudi pada waktu Perang Dunia II, dan mereka sedang merencanakan holokos Yahudi lainnya saat terjadi Perang Dunia III, yang direncanakan disulut di Timur Tengah.
Jangan menuduh pengarang artikel ini sebagai seorang anti-Semit, dia akan menjadi orang pertama yang datang untuk membantu setiap orang Yahudi yang hidupnya dalam keadaan bahaya.  Juga, dia bukan seorang pembenci, hatinya penuh dengan cinta-kasih terhadap sesama.
Dia juga bukan seorang pendusta, dia tidak akan melakukan kedustaan dengan sengaja; sekarang dia seorang tua yang ayahnya termasuk salah seorang yang selamat dari Genosida bangsa Armenia 90 tahun lalu dan dia sedang berusaha untuk menemukan fakta apa yang sebenarnya terjadi, karena keadilan di muka bumi ini belum menyentuh terhadap  Genosida Armenia dan isunya tidak pernah akan mati. Tidak bisa disapu di bawah permadani sebagaimana dilakukan oleh Turki dan sekutu mereka sedang berusaha untuk melakukan hal yang sama.
Sebagaimana dikatakan oleh President Putin sewaktu melakukan kunjungan pertamanya  ke Israel: "Dalam abad ke-21, di masa mendatang tidak ada lagi tempat untuk penyakit xenophobia - benci pada asing, anti-Semitisme atau bentuk-bentuk lain daripada ketidak-toleranan rasial atau religius. Hal ini bukan hanya merupakan hutang kita kepada jutaan yang mati di dalam kamar-kamar gas [dan dapat saya tambahkan, dalam medan pembunuhan Armenia yang bersejarah], adalah tugas kita untuk generasi yang akan datang".

Kamis, 22 Desember 2011

Alam Semesta Berada Dalam Terompet Malaikat Ishrofil


Sebelum kiamat datang, apa yang sekarang di lakukan oleh malaikat Israfil?” Mungkin yang ada di benak kita malaikat Israfil itu seperti sesosok seniman yang asyik mengelap terompet kecilnya sebelum tampil diatas panggung. Sebenarnya seperti apa sih terompetnya atau yang biasa juga dikenal dengan sangkakala malaikat Israfil itu?

Sekitar enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melakukan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini sebab prediksi yang umum selama ini mengatakan bahwa alam semesta berbentuk bulat bundar atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar saja.

Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang bernama “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapatkan sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan karena menurut hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk seperti terompet.

Di mana pada bagian ujung belakang terompet (baca alam semesta) merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (unobservable), sedang bagian depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable) (lihat gambar bentuk alam semesta dibawah).





Bentuk Alam Semesta
Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan tentang kejadian kiamat yang pada bagian awalnya sangat menarik untuk dicermati.

Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah saw bersabda :“Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah". Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.” Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup hingga tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”

Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Isrofil itu bentuknya seperti tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang – orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk.

Kalimat seluas langit dan bumi dapat dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam nyata hingga alam ghoib.

Jika keshohihan hadits di atas bisa dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan bisa dipertanggungjawabkan maka bisa dipastikan bahwa kita ini bak rama – rama yang hidup di tengah – tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.

Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 : “Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.”

Makhluk langit saja bisa terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada sedikit preview tentang seperti apa keterkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak.

“Pada saat tergoncangnya bumi, manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, anak – anak jadi beruban dan setan – setan berlarian.”

Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jika terompetnya saja sebesar itu, bagaimana dengan peniupnya dan bagaimana pula Sang Pencipta keduanya? Maha Besar Engkau Ya Allah, Allahu Akbar!

Rabu, 21 Desember 2011

Lima Syarat Melakukan Maksiat



Suatu hari ada seorang lelaki yang menemui Ibrahim bin Adham. Dia berkata, "Wahai Aba Ishak! Selama ini aku gemar bermaksiat. Tolong berikan aku nasihat." Setelah mendengar perkataan tersebut Ibrahim berkata, "Jika kamu mahu menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka boleh kamu melakukan maksiat." Lelaki itu dengan tidak sabar-sabar bertanya. "Apakah syarat-syarat itu, wahai Aba Ishak?"

Ibrahim bin Adham berkata, "Syarat pertama, jika kamu bermaksiat kepada Allah, jangan memakan rezekinya." Mendengar itu dia mengernyitkan kening seraya berkata, "Dari mana aku mahu makan? Bukankah semua yang ada di bumi ini rezeki Allah? "Ya!" tegas Ibrahim bin Adham. "Kalau kamu sudah memahaminya, masih mampukah memakan rezekinya, sedangkan kamu selalu berkeinginan melanggar larangan-Nya?"


"Yang kedua," kata Ibrahim, "kalau mahu bermaksiat, jangan tinggal di bumi-Nya! Syarat ini membuat lelaki itu terkejut setengah mati. Ibrahim kembali berkata kepadanya, "Wahai Abdullah, fikirkanlah, apakah kamu layak memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sedangkan kamu melanggar segala larangan-Nya?"


"Ya! Anda benar." kata lelaki itu. Dia kemudian menanyakan syarat yang ketiga. Ibrahim menjawab, "Kalau kamu masih mahu bermaksiat, carilah tempat tersembunyi yang tidak dapat terlihat oleh-Nya!" Lelaki itu kembali terperanjat dan berkata, "Wahai Ibrahim, ini nasihat macam mana? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?" "Ya, kalau memang yakin demikian, apakah kamu masih berkeinginan melakukan maksiat?" kata Ibrahim. Lelaki itu mengangguk dan meminta syarat yang keempat.


Ibrahim melanjutkan, "Kalau malaikat maut datang hendak mencabut rohmu, katakanlah kepadanya, 'Ketepikan kematianku dulu. Aku masih mahu bertaubat dan melakukan amal soleh'." Kemudian lelaki itu menggelengkan kepala dan segera tersedar, "Wahai Ibrahim, mana mungkin malaikat maut akan memenuhi permintaanku?"


"Wahai Abdullah, kalau kamu sudah meyakini bahawa kamu tidak boleh menunda dan mengundurkan datangnya kematianmu, lalu bagaimana engkau boleh lari dari kemurkaan Allah?"

"Baiklah, apa syarat yang kelima?" Ibrahim pun menjawab, "Wahai Abdullah kalau malaikat Zabaniyah datang hendak mengiringmu ke api neraka di hari kiamat nanti, jangan engkau ikut bersamanya."


Perkataan tersebut membuat lelaki itu insaf. Dia berkata, "Wahai Aba Ishak, sudah pasti malaikat itu tidak membiarkan aku menolak kehendaknya." Dia tidak tahan lagi mendengar perkataan Ibrahim. Air matanya bercucuran. "Mulai saat ini akut bertaubat kepada Allah." katanya sambil terisak-isak.

Kisah Wanita Pemungut Sampah yang DiSholatkan oleh Rasulullah SAW



Sebuah riwayat dari Abu Hurairah r.a bahwa ada seorang wanita yang berkulit hitam bernama Ummu Mahjan yang biasanya membersihkan masjid, suatu ketika Rasulullah SAW merasa kehilangan dia, lantas beliau bertanya tentangnya. Para sahabat lalu berkata, “Dia telah wafat.” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu kepadaku?” Abu Hurairah berkata, “Seolah-olah mereka menganggap bahwa kematian Ummu Mahjan itu adalah hal yang sepele.” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tunjukkan kepadaku di mana kuburnya!” Maka mereka menunjukkan kuburnya kepada Rasulullah SAW kemudian beliau menyalatkannya, lalu bersabda:
“Sesungguhnya kubur ini terisi dengan kegelapan atas penghuninya dan Allah meneranginya bagi mereka karena aku telah menyalatkannya.” HR An-Nasa’i

Semoga Allah merahmati Ummu Mahjan r.ha yang sekalipun beliau seorang yang miskin dan lemah, akan tetapi beliau turut berperan sesuai dengan kemampuannya. Beliau adalah pelajaran bagi kaum muslimin dalam perputaran sejarah bahwa tidak boleh menganggap sepele suatu amal sekalipun kecil.
Oleh karena itu ia mendapatkan perhatian dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam hingga ia wafat. Sehingga beliau menyalahkan para shahabat Beliau yang tidak memberitahukan kepada beliau perihal kematiannya agar beliau dapat mengantarkan Ummu Mahjan ke tempat tinggalnya yang terakhir di dunia. Bahkan tidak cukup hanya demikian namun beliau bersegera menuju kuburnya untuk menshalatkannya agar Allah menerangi kuburnya dengan shalat beliau.
Shubhanallah...

Biografi Rhoma Irama



Raden Haji Oma Irama atau disingkat Rhoma Irama yang berjuluk Raja Dangdut, lahir pada tanggal 11 Desember 1946 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia bergelar raden karena pada kedua orang tuanya mengalir darah bangsawan/ningrat. Ia merupakan putra kedua dari dua belas bersaudara, yaitu delapan saudara laki-laki dan empat saudara perempuan (delapan saudara kandung, dua saudara seibu dan dua saudara bawaan ayah tirinya).
Ayahnya, Raden Burdah Anggawirya merupakan mantan komandan gerilyawan Garuda Putih pada zaman kemerdekaan. Ia memberi nama ‘Irama’ karena bersimpati terhadap grup sandiwara asal Jakarta yang bernama Irama Baru yang pernah diundang untuk menghibur pasukannya di Tasikmalaya. Ia sangat pandai dalam memainkan alat musik serta menyanyikan lagu-lagu cianjuran. Sedangkan Ibunya bernama Tuti Juariah, ia pun merupakan keturunan ningrat dan pandai pula dalam menyanyi, seperti lagu No Other Love yang sering didengarkan Rhoma sewaktu kecil.
Sebelum tinggal di Tasikmalaya, keluarganya tinggal di Jakarta dan di kota inilah, kakaknya Benny Muharram dilahirkan. Sedangkan Rhoma lahir di Tasikmalaya beberapa saat setelah pindah ke kota tersebut. Setelah lahir Rhoma, lahir pula adik-adiknya, seperti Handi dan Ance. Setelah itu, mereka pindah lagi ke Jakarta dan tinggal di Jalan Cicarawa, Bukit Duri, lalu pindah ke Bukit Duri Tanjakan. Di kota inilah mereka menghabiskan masa remajanya sampai tahun 1971, lalu pindah ke Tebet.
Semenjak kecil Rhoma sudah terlihat bakat seninya. Tangisannya terhenti tiap kali ibundanya, Tuti Juariah menyenandungkan lagu-lagu. Masuk kelas nol ia sudah mulai menyukai lagu. Minatnya pada lagu semakin besar ketika masuk sekolah dasar. Menginjak kelas 2 SD ia sudah bisa membawakan lagu-lagu barat dan India dengan baik. Ia suka menyanyikan lagu No Other Love, kesayangan ibunya dan lagu Mera Bilye Buchariajaya yang dinyanyikan oleh Latta Mangeshkar. Selain itu ia juga menikmati lagu-lagu Timur Tengah yang dinyanyikan oleh Umm Kaltsum.
Bakat musiknya mungkin berasal dari ayahnya yang fasih memainkan seruling dan menyanyikan lagu-lagu cianjuran, sebuah kesenian khas Sunda. Selain itu, pamannya, Arifin Ganda sering mengajarkan lagu-lagu Jepang ketika Rhoma masih kecil.
Karena usia Rhoma yang tidak berbeda jauh dengan kakaknya, mereka selalu kompak dan pergi berdua-duaan. Berbeda dengan kakaknya yang malas mengikuti pengajian di surau atau di rumah kyai, Rhoma selalu mengikuti pengajian dengan tekun. Setiap kali ayah dan ibunya bertanya, apakah kakaknya ikut mengaji, Rhoma selalu menjawab ‘ya. Berangkat ke sekolah pun mereka selalu berangkat bersama-sama dengan berboncengan sepeda. Keduanya bersekolah di SD Kibono, Manggarai.
Ketika SD, bakat menyanyi Rhoma semakin kelihatan. Rhoma adalah murid yang paling rajin bila disuruh maju ke depan kelas untuk menyanyi. Uniknya, Rhoma tidak sama dengan murid-murid yang lain yang sering malu-malu di depan kelas. Rhoma menyanyi dengan suara keras hingga terdengar sampai kelas-kelas lain. Perhatian murid-murid semakin besar karena Rhoma tidak menyanyikan lagu anak-anak maupun lagu kebangsaan, melainkan lagu-lagu India.
Bakatnya sebagai penyanyi mendapat perhatian dari penyanyi senior, Bing Slamet karena terkesan melihat penampilan Rhoma ketika menyanyikan lagu barat dalam acara pesta di sekolahnya. Suatu hari, ketika Rhoma duduk di kelas 4, Bing Slamet membawanya tampil dalam sebuah show di Gedung SBKA (Serikat Buruh Kereta Api) di Manggarai. Ini merupakan pengalaman yang berharga bagi Rhoma.
Sejak saat itu, meskipun belum berpikir untuk menjadi penyanyi Rhoma sudah tidak terpisahkan lagi dari musik. Atas usaha sendiri ia belajar memainkan gitar hingga mahir. Karena saking tergila-gilanya dengan gitar, Rhoma sering membuat ibunya marah besar. Setiap kali ia pulang sekolah yang pertama dicarinya adalah gitar. Begitu pula ketika setiap kali ia keluar rumah hampir selalu membawa gitar. Pernah suatu kali ibunya menyuruh Rhoma menjaga adiknya, tetapi Rhoma lebih suka memilih bermain gitar. Akibat ulah tersebut, ibunya merampas gitarnya lalu melemparkannya ke pohon jambu hingga pecah. Kejadian itu membuat Rhoma sedih karena gitar adalah teman nomor satu baginya.
Perkembangan selanjutnya dalam mempelajari musik ia mulai menyadari bahwa meskipun ayah dan ibunya pasangan berdarah ningrat yang menyukai musik, tetapi mereka tetap menganggap bahwa dunia musik bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan atau dijadikan profesi. Ibunya sering meneriakkan ‘berisik’ setiap kali ia menyanyi dan beranggapan, bahwa musik akan menghambat sekolahnya. Kenyataan ini membuat bakat musik Rhoma semakin berkembang di luar rumah karena jika di rumah ia kurang mendapat dukungan.
Pada saat Rhoma duduk di kelas 5 SD tahun 1958 ayahnya meninggal dunia. Sang ayah meninggalkan delapan anak yaitu: Benny, Rhoma, Handi, Ance, Dedi, Eni, Herry dan Yayang. Kemudian, ibunya menikah lagi dengan seorang perwira ABRI, Raden Soma Wijaya yang masih ada hubungan famili dan juga berdarah ningrat. Ayah tirinya ini membawa dua anak dari istrinya yang dulu dan setelah menikah dengan ibu Rhoma memiliki dua anak lagi.
Ketika ayah kandungnya masih hidup suasana di rumahnya feodal. Bahasa sehari-hari ayah dan ibunya adalah bahasa Belanda. Segalanya harus serba teratur dan menggunakan tatakrama tertentu. Para pembantu harus memanggil anak-anak dengan sebutan ‘Den’ (raden). Anak-anak harus tidur siang dan makan bersama-sama. Ayahnya juga tak segan-segan menghukum mereka dengan pukulan jika dianggap melakukan kesalahan, seperti bermain hujan ataupun membolos sekolah.
Keadaan keluarga Rhoma di Tebet waktu itu memang tergolong cukup kaya bila dibandingkan masyarakat sekitar. Rumahnya mentereng dan memiliki beberapa mobil, seperti, mobil merk Impala, mobil yang tergolong mewah pada waktu itu. Rhoma juga selalu berpakaian bagus dan mahal.
Namun, suasana feodal tersebut tidak ada lagi setelah ayah tirinya hadir di tengah-tengah keluarga mereka. Bahkan, berkat ayah tiri serta pamannya inilah Rhoma mendapatkan ‘angin’ untuk menyalurkan bakat musiknya. Secara bertahap ayah tirinya membelikan alat musik akustik seperti, gitar, bongo, dan sebagainya.
Dunia Rhoma di masa kanak-kanak rupanya bukan hanya di dunia musik. Rhoma juga sering adu jotos dengan anak-anak lain. Lingkungan pergaulannya ketika itu tergolong keras. Anak-anak saat itu cenderung mengelompok dalam geng dan satu geng dengan geng lainnya saling bermusuhan atau paling tidak saling bersaingan. Dengan demikian perkelahian antar geng sering tak terhindarkan.
Bukitduri, tempat tinggalnya hampir setiap kampung di daerah itu terdapat geng (kelompok anak muda). Di Bukitduri ada BBC (Bukitduri Boys Club), di Kenari ada Kenari Boys, Cobra Boys, dan sebagainya. Banyak anak muda dari Bukitduri Puteran dan dari Manggarai yang bergabung dengan Geng Cobra. Geng-geng ini saling bermusuhan sehingga keributan selalu hampir terjadi setiap mereka bertemu.
Satu hal yang cukup menonjol pada diri Rhoma adalah, bahwa teman-temannya hampir selalu menjadikannya sebagai pemimpin. Tentu saja bila gengnya bentrok dengan geng lain, Rhoma-lah yang diharapkan tampil di depan untuk berkelahi. Meskipun pernah menang beberapa kali Rhoma juga sering mengalami babak belur bahkan luka cukup parah karena dikeroyok 15 anak di daerah Megaria.
Ketika ia masuk SMP tempat-tempat berlatih silat semakin marak. Tetapi, bagi Rhoma ilmu bela diri nasional ini tidaklah asing karena sejak kecil ia sudah dapat latihan dari ayahnya dan beberapa guru lainnya. Rhoma pernah belajar silat Cingkrik (paduan silat Betawi dan Cimande) kepada Pak Rohimin di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Rhoma juga pernah belajar silat Sigundel di jalan Talang, selain beberapa ilmu silat yang lain. Bila terjadi perkelahian antar geng para anggotanya saling menjajal ilmu silat yang telah mereka pelajari.
Karena kebandelannya itulah, maka Rhoma beberapa kali harus tinggal kelas sehingga karena malu maka ia sering berpindah sekolah. Kelas 3 SMP pernah dijalaninya di Medan, Sumatera Utara ketika ia dititipkan di rumah pamannya. Tapi, tak berapa lama kemudian, ia pindah lagi ke SMP Negeri XV Jakarta.
Kenakalan Rhoma terus berlanjut hingga bangku SMA. Pada waktu bersekolah di SMA Negeri VIII Jakarta, ia pernah kabur dari kelas lewat jendela karena ingin bermain musik dengan teman-temannya yang sudah menunggunya di luar. Kegandrungannya pada musik dan berkelahi di dalam dan luar sekolah membuatnya sering keluar masuk sekolah SMA. Selain di SMA Negeri VIII Jakarta, ia juga pernah tercatat sebagai siswa di SMA PSKD Jakarta, SMA St. Joseph di Solo dan akhirnya ia menetap di SMA 17 Agustus Tebet, Jakarta, tak jauh dari rumahnya.
Pada masa SMA di Solo Rhoma pernah melewati masa-masa sangat pahit. Ia terpaksa menjadi pengamen di jalanan kota Solo. Di sana ia ditampung di rumah seorang pengamen yang bernama Mas Gito. Sebenarnya sebelum terdampar di Solo ia berniat hendak belajar di pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. Namun, karena tidak membeli karcis Rhoma, Benny (kakaknya) dan tiga orang temannya, Daeng, Umar dan Haris harus main kucing-kucingan dengan kondektur selama dalam perjalanan. Daripada terus gelisah karena takut ketahuan dan diturunkan ditempat sepi, mereka akhirnya memilih turun di Stasiun Tugu, Yogyakarta. Dari Yogya mereka naik kereta lagi menuju Solo.
Ketika di Solo Rhoma melanjutkan sekolahnya di SMA St. Joseph. Biaya sekolahnya diperoleh dari ngamen dan menjual beberapa potong pakaian yang dibawanya dari Jakarta. Namun karena di Solo sekolahnya tidak lulus, Rhoma harus pulang ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di SMA 17 Agustus sampai akhirnya lulus tahun 1964. Kemudian, ia kuliah di Fakultas Sosial Politik, Universitas 17 Agustus. Tapi, hal tersebut hanya bertahan satu tahun karena ketertarikannya pada dunia musik yang begitu besar.
Musik pop dan rock merupakan langkah pertama Rhoma sebagai pemusik dan penyanyi. Seperti dikisahkan kakak kandungnya, Benny Muharram, bahwa Rhoma sempat enggan merekam lagu Melayu yang ditawarkan oleh Dick Tamimi dari perusahaan rekaman Dimita Moulding Company pada tahun 1967, meskipun sebelumnya dia sudah sering menyanyi bersama sejumlah orkes melayu.
Selain menjadi penyanyi Orkes Melayu Candraleka dan Indraprasta, Rhoma juga melantunkan suaranya bersama Band Tornado dan Varia Irama Melody. Bersama band-band tersebut Rhoma membawakan lagu-lagu pop barat dan menyanyi sambil meniru persis suara Paul Anka melalui lagu yang berjudul Diana ataupun Put Your Head On My Shoulder dan lagunya Andy Williams seperti, Butterfly, Moon River, serta Tom Jones seperti, Green-green Grass of Home, Dellilah.
Rhoma memang sudah bergelut dengan musik pop sejak masih di bangku SMA. Bersama teman-teman sekolahnya ia sempat membentuk Band Gayhand. Ketika musik Rock n’ Roll melanda Indonesia, ternyata hal tersebut membuat Rhoma terpesona hingga dalam hatinya ia bertekad “Elvis saja bisa menjadi raja dengan gitarnya, saya juga bisa”.
Namun begitu berada di dalam dunia musik, Rhoma ikut terbawa arusnya. Dengan meniru gaya menyanyi Benyamis S. dan Ida Royani, Muchsin Alatas dan Titiek Shandora yang sedang populer, Rhoma tidak keberatan diduetkan dengan Inneke Kusumawati oleh Amin Widjaya dari perusahaan rekaman Metropolitan dan Canary Records. Diiringi Band Zaenal Combo pimpinan Zaenal Arifin, Rhoma dan Inneke rekaman dalam sejumlah lagu seperti, Pujaan Hati, Di Rumah Saja, Bunga dan Kupu-kupu, Mohon Diri, Mabuk Kepayang, Jangan Dekat-dekat, Anaknya Lima, Si Oteh, Lonceng Berbunyi, Melati di Musim Kemarau dan Cinta Buta. Menurut Zakaria, pimpinan Orkes Pancaran Muda yang salah satu lagunya, Anaknya Lima, dibawakan duet ini. Munculnya pasangan Rhoma-Inneke sempat menggoyahkan popularitas Muchsin Alatas dan Titiek Sandora.
Melihat keberhasilannya berduet dengan Inneke, kemudian Zakaria menyarankan Rhoma berduet dengan Wiwiek Abidin untuk mengikuti lomba menyanyi di Singapura pada tahun 1971, dan duet Rhoma-Wiwiek berhasil menjadi juara.
Pada acara Panggung Gembira Hari Radio ke 26 di halaman gedung RRI Jln. Merdeka Barat, 19 Januari 1971, walau termasuk masih baru, duet Rhoma-Inneke menjadi pusat perhatian di antara penyanyi-penyanyi duet lainnya, seperti, Elly Kasim-Tiar Ramon, Vivi Sumanti-Frans Doromez dan Ida Royani- Benyamin Sueb. Duet Rhoma-Inneke juga diiringi oleh Band Galaxi pimpinan Jopie Item ketika rekaman. Dengan pakem musik rock, Jopie mengiringi Rhoma mengiringi sendirian dengan pekik dan teriakan yang kemudian diteruskannya setelah mendirikan Soneta Group pada 13 Oktober 1970.
Pergaulan Rhoma dengan musik pop dan rock pula yang mempertemukannya dengan pimpinan band perempuan Beach Girls yang bernama Veronica Agustina Timbuleng dan lantas menikahinya pada tahun 1972. Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak, yaitu Debbie Veramasari, Fikri Zulfikar dan Romy Syahrial.
Arus industri musik juga sempat membawa Rhoma dan Vero bertrio dengan Debbie mengikuti sukses Chicha dengan lagu Heli serta Yoan dengan lagu Si Kodok pada tahun 1976. Akan tetapi, setelah memimpin grupnya sendiri, Soneta Group yang bersemboyan Voice of Moslem (Suara Muslim), Rhoma justru menjadi arus itu sendiri dengan menyuntikkan musik rock ke dalam album dangdutnya yang pertama yang berjudul ‘Begadang’, yang berisi lagu-lagu Begadang, Sengaja, Sampai Pagi, Tung Keripit, Cinta Pertama, Kampungan, Ya Le Le, Tak Tega dan Sedingin Salju. Akibatnya, Rhoma menyulut pro dan kontra. Komunitas dangdut banyak yang keberatan, sementara kalangan pemusik rock menerima dengan sinis. Ujung-ujungnya diadakan diskusi yang bertajuk “Sekitar Musik Hard Rock dan Dangdut” di Gedung Merdeka Bandung pada akhir Juni 1976, dengan Maman S. dari majalah Aktuil sebagai penyelenggara, dan menghadirkan pembicara Dr. Sudjoko dari ITB, Remy Silado, Benny Subarja dan Denny Sabri sebagai wakil Rhoma yang tidak hadir. Ahmad Albar dan Harry Roesli yang diundang tidak juga tidak kelihatan. Eksperimen Rhoma yang semestinya dijadikan perhatian serius justru menjadi olok-olok hingga timbul ejekan, seperti, tahi anjing dan bistik jangan dibandingkan gado-gado. Grup rock God Bless dan Soneta dipertemukan di Istora, pada 22 Desember 1977 dengan maksud melihat mana yang lebih hebat, rock atau dangdut. Padahal, sebelum manggung Rhoma melepaskan merpati putih sebagai tanda perdamaian.
Sebagaimana diskusinya, pertunjukan di Istora tersebut juga tidak memberikan solusi yang konkret. Grup musik rock tetap berjalan sebagaimana biasa, sementara Rhoma justru terus berkibar dengan dangdut rocknya yang semakin membumi sampai-sampi masyarakat menjulukinya ‘Raja Dangdut’. Album-album rekamannya yang semakin ‘ngerock’ mengalir tanpa bisa dibendung, bahkan oleh pemerintah Orde Baru sekalipun yang dengan alasan politik melarangnya tampil di stasiun televisi satu-satunya saat itu, TVRI. Hal tersebut merupakan dampak atas lagu-lagunya yang menyindir pemerintah, seperti pada lagu Hak Azasi. Pada lagu tersebut dengan gagah berani Rhoma berbicara mengenai HAM, kebebasan berbicara, beragama, bekerja dan sebagainya. Album rekamannya menjadi arus yang memutar roda industri musik semakin kencang. Setelah album Begadang menjadi sangat populer, menyusul album-album berikutnya, seperti; Penasaran (1976), Rupiah (1976), Darah Muda (1977), Musik (1977), 135 Juta (1978), Santai (1979), Hak Azasi (1980), Begadang II (1981), Sahabat (1982), hingga Indonesia (1983), yang semuanya diproduksi oleh Yukawi Corporation. Perusahaan rekaman ini lantas berubah menjadi Soneta Records, milik Rhoma.
Langkah tegap Rhoma semakin mantap dengan membintangi beberapa film, seperti; Oma Irama Penasaran (1976), Gitar Tua Oma Irama (1977), Oma Irama Berkelana I (1978), Oma Irama Berkelana II (1978), Begadang (1978), Raja Dangdut (1978), Cinta Segitiga (1979), Camelia (1979), Perjuangan dan Doa (1980), Melodi Cinta Rhoma Irama (1980), Badai di Awal Bahagia (1981), Satria Bergitar (1984), Cinta Kembar (1984), Pengabdian (1985), Kemilau Cinta di Langit Jingga (1985), Menggapai Matahari I (1986), Menggapai Matahari II (1986), Nada-nada Rindu (1987), Bunga Desa (1988), Jaka Swara (1990), Nada dan Dawah (1991), serta Tabir Biru (1994), diteruskannya dengan penerbitan soundtrack yang laris manis. Dalam film Darah Muda, Rhoma bahkan menggandeng Ucok Harahap dari grup rock Aka yang pernah bertarung dengan Soneta Group di atas panggung. Pertarungan musik rock dan dangdut juga adalah inti cerita film ini.
Berdasarkan data penjualan kaset dan jumlah penonton film-film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan tahun 1984. “Tidak ada kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas”, tulis majalah Tempo pada 30 Juni 1984. sementara itu Rhoma sendiri berkata, “Saya takut publikasi, ternyata, saya sudah terseret jauh”.
Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma laku. Bahkan, sebelum sebuah film selesai diproses orang sudah membelinya, seperti film berjudul Satria Bergitar misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Menurut kakaknya, Benny, yang juga produser PT Rhoma Film, Rhoma tidak pernah makan uang dari hasil film, tetapi dari hasil penjualan kaset. Uang hasil film disumbangkan untuk, antara lain, masjid, yatim piatu, kegiatan remaja dan perbaikan kampung. Bahkan, pada tahun 1983 Rhoma membayar zakat sebesar Rp 6 juta.
Meskipun demikian, jika dikaitkan dengan perolehan material, Rhoma bisa dikatakan sebagai pemusik terkaya di negeri ini. Bayangkan, sebelum pemusik lain naik mobil Mercy, ia sudah menikmati kenyamanan mobil mewah itu sejak tahun 70-an. Hal tersebut terindikasi ketika membaca wawancaranya dengan harian The Jakarta Post, saat Rhoma secara rendah hati menyatakan punya uang yang cukup meski tidak banyak. Hal itu masuk akal, mengingat sejeblok-jebloknya kaset Rhoma Irama di pasaran, minimal akan terjual sampai 400 ribu copy per album. Ini semakin menggelikan jika dibandingkan dengan musisi di luar dangdut yang acapkali berbangga secara berlebihan meski kasetnya hanya terjual tak lebih dari 100 ribu copy.
Boleh jadi sampai kini kejayaan Rhoma belum tergantikan. Kalau dulu ada sebutan The Big Five untuk para ‘Bintang Mahal’, seperti, Roby Sugara, Roy Marten dan Yati Ocktavia, maka pada saat yang sama sebenarnya nilai kontrak Rhoma tetap jauh di atas mereka. Bahkan, banyak produser film rela menunggu giliran sampai tiga tahun hanya untuk dapat mengontrak Rhoma.
Selain itu, Rhoma juga terhitung sebagai salah satu penghibur paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma bukan hanya tampil di dalam negeri, tetapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura dan Brunei Darussalam dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Beberapa media massa Indonesia melaporkan, bahwa, penonton pertunjukan Rhoma di berbagai daerah ada yang jatuh pingsan atau celaka lantaran terlalu berdesakan. Hal yang sangat disesalkan Rhoma sendiri. “Untuk mendapatkan hiburan, mengapa mesti sampai jatuh korban begitu?” katanya.
Rhoma menyatakan, bahwa dirinya banyak dijadikan bahan rujukan penelitian. Ada sekitar 7 skripsi tentang dirinya dan musik yang telah dihasilkan. Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya obyek penelitian, salah satunya adalah William H. Frederick, Doktor Sosiologi, Universitas Ohio, AS pada 1985 dengan judul; Rhoma Irama and The Dangdut Style: Aspect of Contemporary Indonesia Popular Culture, yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat. Ia menyebutkan dalam tesisnya, bahwa: “Rhoma Irama adalah revolusioner dalam dunia musik Indonesia. Hampir bisa dipastikan, di Indonesia, Rhoma Irama adalah penghibur paling jempolan. Sejak rapat-rapat raksasa di masa Demokrasi Terpimpin, acara panggung yang paling banyak dibanjiri massa adalah panggung Rhoma Irama”. Lebih lanjut ia mengatakan, “Bila di dunia musik Amerika sosok Mick Jagger sangat berpengaruh, di Indonesia, bandingan sosok yang sepadan dengannya ada pada figur Rhoma Irama. Kedua orang ini sama-sama jenius dan otodidak. Keduanya mampu tampil ke posisi puncak musikalnya karena kekuatan bakat alam yang luar biasa hebat.”
Pada akhir April 1994 Rhoma Irama menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Tanaka dari Life Record Jepang di Tokyo. Sebanyak 200 buah judul lagunya akan direkam ke dalam bahasa Inggris dan Jepang, untuk diedarkan di pasar Internasional. Rencananya lagu-lagu tersebut dibuat dalam bentuk laser disc (LD) dan compact disc (CD).
Mereka digambarkan sebagai raja dan ratu yang sama-sama mempunyai kerajaan. Suasana itu makin kental dan legitim dengan hadirnya MURI (Museum Rekor Indonesia -red.) yang memasukkan Rhoma dan Elvy sebagai raja dan ratu dangdut Indonesia. Meski terlambat, tentu cukup menghibur. Soalnya, jauh sebelum itu, di tahun 1985, majalah Asia Week telah menempatkan Rhoma Irama sebagai raja musik Asia Tenggara.